07 November 2009

LIBURAN KE BALI ALA BACKPACKER

Siapa bilang liburan harus selalu dengan uang banyak. Jika anda punya niat berlibur ke suatu tempat namun kemampuan finansial anda amat terbatas, maka cara paling tepat mensiasatinya adalah dengan berlibur ala backpacker. Pengalaman inilah yang mau saya bagi lewat blogging kali ini sebagai hasil petualangan saya selama sepekan di pulau Bali.

Perjalanan ke Bali saya mulai dengan memesan tiket pesawat PP Jakarta-Denpasar-Jakarta, seharga Rp 824.000,-. (kalau beruntung bisa lebih murah, rajin-rajinlah mengecek situs reservasi online). Sampai di Bali, karena hari sudah sore, langsung saja saya bergegas mencari penginapan murah. Kebetulan dapatnya di daerah Bunisari tepat di depan jalan Legian kira-kira 5-10 menit dari Pantai Kuta (Di jalan Poppies juga banyak sekali penginapan murah, dimana tourist bermodal cekak biasa mangkal). Harga penginapannya Rp. 60.000,- permalam (fasilitas tempat tidur, kipas angin, dan toilet dalam kamar).

Untuk mempermudah petualangan selama di Bali saya pilih menggunakan kendaraan sepeda motor, lewat pemilik penginapan saya diantar ke sebuah jasa penyewaan sepeda motor di dekat jalan Kartika Plaza. Harga sewa motor Rp 50.000,- perhari. Usai menyewa motor saya langsung tancap gas ke pantai Kuta menikmati Sunset disana, kemudian keliling-keliling seputar jalan Legian hingga ke Denpasar. Makan malam pertama saya di Bali, saya coba untuk mencicipi ikan kakap goreng di sebuah warung makan lesehan. Satu kali santap cukup Rp. 15.000,- (kalau makan di warung biasa rata-rata saya menghabiskan Rp. 8000-10.000 sekali santap, (lumayan murah bukan?!!..)

Tak puas menikmati keindahan pantai Kuta dihari petama, pada hari kedua saya habiskan untuk kembali berlama-lama di pantai itu. Lelah berseluncur dengan body board (sewa body board Rp. 30.000,- harga nego) saya coba berjemur di tepian pantai sambil bercas cis cus dan berbagi cerita tentang kehidupan remaja dan anak kuliahan dengan dua orang backpacker dari Inggris, Anthony dan Christ. Oh ya, tariff berenang di pantai Kuta adalah Rp. 0,- alias free of charge. Usai berjemur saya coba terima tawaran penjaja tato temporary (ih..sesekali menghargai karya seni dengan cara yang agak nakal gpp kan), lumayan karena keahlian menawar saya berhasil dapat harga yang sangat miring, Rp. 50.000,- untuk dua gambar tato ukuran sedang. Usai bertato ria, saya coba melemaskan otot-otot yang agak tegang dengan cara menikmati pijatan ibu-ibu penjaja jasa pijat di pantai Kuta. Malam harinya saya putuskan untuk keliling kota Denpasar sambil singgah ke Supermaket untuk membeli beberapa botol air mineral dan snack.

Hari ketiga di Bali, saya mulai dengan menghadiri pertunjungan Tari Barong di Batubulan, kira-kira 45 km dari Kuta, tiket masuk pertunjukan Rp. 80.000,- Usai menikmati tarian Barong saya langsung melanjutkan perjalanan ke Utara yakni ke Goa Gajah. Sebuah Pura kuno yang pintu masuknya merupakan pahatan Batu Goa. Di sana juga terdapat beberapa peninggalan bersejarah lainnya seperti air mancur, reruntuhan patung Budha, dan lain-lain yang tentunya sudah berusia berabad-abad. Habis dari Goa Gajah, sebelum pulang ke Kuta saya sempatkan untuk mampir ke Pantai Sanur di Denpasar, duduk beberapa saat ditepian sebuah dermaga kecil sambil menikmat suara dentuman air hasil kreasi bocah-bocah pantai yang terjun bebas menikmati keindahan alam. Sehabis dari Sanur, saya langsung kembali ke penginapan di Kuta…uppss mampir lagi di sebuah toko penyedia oleh-oleh khas Bali yang terletak di jalan Raya Kuta untuk membeli beberapa bingkisan sekadar kenang-kenangan buat teman-teman dan keluarga.

Hari keempat di pulau Dewata saya manfaatkan untuk menelusuri kawasan Uluwatu, (kira-kira 30-40 km dari Kuta) apalagi kalau bukan buat berenang merasakan hawa air laut yang agak hangat di kawasan Dream Land. Panorama di Dreamland benar-benar membuat saya takjub dan terkagum-kagum. Pantai yang putih bersih berada dalam lindungan bongkahan-bongkahan batu dan tebing yang curam. Nun beberapa meter di tengah laut para surfer asyik masygul menari-nari di atas ombak. Sementara mereka yang lelah berkabung dengan air asin tanpak pasrah di bawah tabir surya persis di celah bongkahan-bongkahan batu amat sangat besar yang arsitekturnya meliuk-liuk bak studio di cinema 21. Semasa berenang di Dreamland, saya tak mau melewatkan kesempatan untuk menguji kemampuan saya berbahasa Inggris dengan beberapa orang asing yang tentu belum pernah saya temui sebelumnya. (Oh ya, masuk ke Dreamland juga free hanya tariff parkir bagi anda yang bawa kendaraan). Usai dari dreamland saya arahkan kemudi sepeda motor sewaan menuju Pura Uluwatu menikmati sunset view. Beberapa saat kemudian cak…cak…cak…teriakan suara penari kecak memanggil saya. Bak turis yang penuh antusiasme saya duduk di barisan paling depan dari bangku bertingkat yang disediakan penyuguh acara. Tarif masuk pertunjukan Rp. 50.000,-

Rencana saya dihari berikutnya tak lain adalah mencoba permainan parasailing dan jet sky. Tanjung Benoa adalah target saya dihari itu dengan terlebih dahulu mampir ke pantai Jimbaran untuk sekadar melihat-lihat. Untuk mencoba permainan parasailing dan jet sky saya harus merogoh saku Rp. 250.000,- tetapi kepuasan yang didapat benar-benar terbayarkan. Lewat parasailing kita dapat menikmati keindahan panorama laut dari atas, sungguh luar biasa. Belum lagi tiupan angin yang menerpa kencang tubuh kita di ketinggian membuat tubuh ini terbang ringan.. plong… tak terkira… bak elang yang pulang tenang dari mencari mangsa. Sedang bermain jet sky walau hanya sekira 15 menit tak ubahnya seperti berkendara bebas di lautan lepas, sungguh-sungguh menakjubkan. Usai bermain Jet Sky saya sempatkan untuk melintas pelan di kawasan Universitas Udayana, sebuah perguruan tinggi terkemuka di Bali bahkan di Indonesia bagian Tengah. Puas melihat-lihat kawasan kampus saya langsung meluncur ke Garuda Wisnu Kencana (GWK) sebuah taman budaya yang sangat luas. Disana sedang dibangun patung raksasa berbentuk Dewa Wisnu yang sedang mengendarai seekor burung Garuda. Konon patung tersebut akan jadi Landmark pulau Bali dimasa mendatang. Di GWK saya sempatkan pula untuk menyaksikan Tari Kecak Kreasi setelah sebelumnya menikmati Es Doger dan cemilan sekadarnya. Tarif masuk GWK Cuma Rp. 20.000 sudah include macam ragam persembahan musik dan tarian tradisional.

Dua hari menjelang kepulangan saya ke Jakarta, saya manfaatkan untuk mengunjungi Pura Tanah Lot (kira-kira 30 km dari Kuta) sebuah Pura tua yang terletak diatas bongkahan karang ditengan laut yang persis menghadap Lautan Hindia ( tiket masuk kawasan wisata Tanah Lot Rp 10.000,)Pemandangan di Tanah Lot tak kalah dengan pemandangan di Uluwatu. Di Tanah Lot saya bertemu dengan sesama backpacker, Anne dari Amerika dan Alessio yang asal Itali. Merasa senasib sesama backpacker kami habiskan waktu bersama di Tanah Lot sambil menikmati suasana sunset. Panorama matahari terbenam disana tampak jelas nyaris tak tertutup awan, wajah mentari yang merah kekuning-kuningan tanpak mengintip malu-malu di tengah samudra Hindia kemudian bersembunyi dibalik selubung biru sampai keesokan hari. Puas memandang panorama matahari terbenam dari sebuah café diatas pelataran bukit di Tanah Lot, atas ajakan Anne yang sudah dua pekan di Bali saya dan Alessio langsung menuju ke pantai Echo, dinner bareng di restoran Echo Beach, sambil menikmati hentakan musik improvisasi seorang DJ dan angin sepoi-sepoi tepat dari bibir pantai di depan restoran. (tarif makan di restoran yang hampir semuanya diisi orang asing itu juga lumayan murah, kisaran Rp. 40.000- 80.000,-/ porsi tergantung jenis makanan yang kita pesan). Dari Anne dan Alessio saya banyak menimba informasi tentang pengalaman mereka berbackpacking ria di beberapa Negara. Usai dinner di Echo Beach badan saya terasa pegel-pegel, agaknya mencoba Baliness traditional massages adalah pilihan yang tak salah. Sebelum pulang ke penginapan saya putuskan untuk mampir ke salah satu penyedia jasa pijat di dekat Jln. Pantai Kuta, tarifnya lumayan murah hanya Rp. 45.000,- per hour.

Bali benar-benar pulau yang memikat setiap pengunjung. Tak terasa sudah sepekan saya di pulau itu. Di hari terkahir ini tak ada lagi yang dapat menghalang saya dari niat untuk merasakan deburan ombak diatas papan surfing di pantai Kuta. Tarif sewa surfing board adalah Rp. 50.000,- (harga nego). Meski awalnya agak kesulitan tapi berkat curi-curi ilmu dari para pemain disekitar, saya berhasil menaklukkan papan seluncur gelombang itu. Puas berseluncur dengan papan surfing saya coba sekali lagi berjemur ala turis asing sambil memandang keeksotikan alam pulau dewata. Empat jam sebelum keberangkatan saya sempatkan untuk mampir ke pusat jajanan Joger yang terkenal dengan pabrik kata-katanya. Tak terasa uang 300 ribuan ludes dengan sekejap untuk shopping oleh-oleh dan kenang-kenangan pribadi. Sebelum terbang ke Jakarta, saya masih punya waktu sekira 2 jam di Bandara Ngurah Rai, habis memeriksa laman di situs Facebook saya manfaatkan untuk kembali bercas cis cus dengan seorang madam Australia, maaf namanya saya lupa. Saling berbagi cerita tentang pengalaman traveling, membuat saya hampir lupa dengan jadwal keberangkatan, untung panggilan dari operator bandara agar penumpang segera boarding cukup keras. Habislah masa liburan saya di pulau Bali. Lets fly, Good Bye Bali, Good bye the heaven of backpackers, I miss U always…

10 komentar:

  1. woww....... pengeeen........ kok ga ngajak2 sih bro... ah.. ga asik nih.. klu ga ngajak2 hehehhe..
    nicepost bro.... siip dah... kapan2 msin ke Riau ya..

    BalasHapus
  2. Laen kali baru ngajak he..he.., boleh di coba tu kawan. Kalo ke Riau saya ingin sekali ke Siak Sri Indrapura.

    BalasHapus
  3. mantab...

    bagi infonya di forum backpacker Indonesia dong bro

    http://backpackerindonesia.com

    btw tu bule amerika cakep juga yak...

    BalasHapus
  4. Thanks Donat, ide yg bagus tuh. Bulenya, lumayan..mau??

    BalasHapus
  5. bagi saran'a dnk..
    qt rencana'a mo liburan cuma 3 hari k sana,klo tpt2 yg bgs bwt d kunjungin slm 3 hari tu kmn ja n budget'a brp y..??
    thx bro..

    BalasHapus
  6. wow.. bagus banget ceritanya... aku share ya....

    BalasHapus
  7. Kalau mau sewa sepeda motor di Bali, bisa kunjungi website kita bos, atau telp. 0361 923 2442. Websitenya www.motorbali.com, bisa diantar ke bandara atau hotel, gratis! Thank you..

    BalasHapus
  8. ada nomor tlp penginapan nya ga bos?
    nyaman kan?

    kirim via email ya gan?
    Roni1234roni@yahoo.com

    BalasHapus