11 September 2009

NGABUBURIT ALA WARGA TEREMPA

Jika di kota-kota besar warga masyarakat umumnya menghabiskan waktu jelang buka puasa di mall-mall dan pusat perbelanjaan, maka tak demikian dengan warga Terempa, ibukota kabupaten Kepulauan Anambas. Kota sepelemparan batu yang berpenduduk kurang dari 10 ribu jiwa itu memiliki keindahan panorama laut, hingga tak heran warga disini biasa ber-ngabuburit ria di kawasan sekitar laut.

Bagi sejumlah orang yang gemar memancing, pelabuhan Pemda adalah tempat favorite. Lokasinya yang tak jauh dari rumah penduduk memungkinkan warga bisa bersantai disini tanpa harus takut didera kemacetan lalu lintas hingga terancam tak dapat buka puasa dirumah. Sebagian warga kadang juga menikmati semilir angin sepoy-sepoy dipinggir pelabuhan sambil mendengarkan alunan musik Cina dari stasiun radio yang asalnya entahnya dari mana mungkin dari Cina daratan atau Singapura.

Kalau para remaja tempat favorit mereka apalagi kalau bukan di SP alias Semen Panjang. Sebuah jembatan semen yang dibangun di tepi pantai sejak 10 tahun silam namun tak kunjung selesai hingga hari ini. Sebenarnya tak ada yang menarik di SP kecuali fanorama desiran gelombang yang kadang menjerit pelan ketika terhempas ditepian karang. Sementara cahaya kuning keemasan mengintip malu-malu dari balik bukit di seberang SP. Keunikan lainnya barangkali karena warga yang ngabuburit disini bisa bertemu dengan kerabat dan warga kota Terempa lainnya, silaturahmi itu bahasa afdholnya.

Bagi yang ingin sesekali berbuka puasa diluar rumah, disekitar SP juga terdapat dua buah rumah makan yakni Siantanur dan Café Laluna, yang boleh dibilang bertaraf kota besar. Macam ragam makanan domestik dan impor boleh dilahap disini.

Ngabuburit biasanya berlangsung sampai suara mengaji di Masjid raya terdengar syahdu. Beberapa waktu kemudian seorang petugas di Masjid akan memberi sinyal “Siapkan Karbet”, tak berapa lama suara sirine disusul dentuman keras ibarat meriam jaman perang 45 pun bersaut-saut di kota Terempa. Bagi anda yang belum mengenal tradisi Ramadhan disini jangan panik itu bukan bom, tapi tanda waktu berbuka puasa telah tiba...
Baca Selengkapnya...

LISTRIK KERAP MATI, BISA HAMBAT INVESTASI DI KKA

Sudah beberapa bulan ini persoalan listrik mati di Terempa, ibukota Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) belum juga menemui titik penyelesaiannya. Padahal listrik merupakan salah satu kebutuhan mendasar yang mutlak diperlukan guna memuluskan investasi swasta bagi menyerap lapangan pekerjaan dan ikut menggesa laju pembangunan di Anambas yang notabenenya merupakan daerah otonom baru.

Saat ini warga kota Terempa harus rela dengan keadaan listrik yang menyala 2: 1 alias dua malam menyala dan semalam gelap gulita. Tak hanya pada malam hari disiang hari pun listrik digilir 2: 1, itupun kadang diselingi dengan mati mendadak. Bahkan warga kampung Tanjung Tengah sempat beberapa minggu harus pasrah dengan pemadaman total akibat trafo PLN di wilayah mereka rusak.

Kondisi ini selain dapat menghambat investasi yang mana saat ini sangat dibutuhkan Anambas juga amat meresahkan warga. Banyak warga yang mengeluh karena peralatan elektronik mereka yang menjadi rusak karena listrik sering mati mendadak. Disamping itu pada malam hari warga Terempa juga terpaksa harus berdamai dengan bisingnya suara genset yang digunakan penduduk.

Beberapa waktu lalu sejumlah warga Terempa sempat berdemonstrasi karena tak tahan dengan kondisi demikian, apalagi PLN Ranting Terempa dinilai warga sudah kerap ingkar janji. Namun warga sempat menawarkan untuk menyelesaikan persoalan listrik secara bersama-sama, jika memang ada alat yang harus dibeli maka tak ada salahnya dibeli secara patungan.

Tak hanya listrik yang saat ini dikeluhkan warga Terempa tapi juga air. Untungnya persoalan tersebut sudah sedikit teratasi akibat hujan yang beberapa kali mendera kota Terempa, walau sebagian masyarakat terutama yang tinggal di kampung Tanjung dan dataran tinggi masih harus rela mengangkut air untuk kebutuhan sehari-hari mereka.

Kini Pemerintah kabupaten Kepulauan Anambas betul-betul didesak untuk menjadikan persoalan diatas sebagai prioritas masalah yang mesti dipecahkan dengan segera. Sebaliknya kita warga masyarakat juga sudah saatnya “melek lingkungan”, berhemat air, berhemat listrik adalah tanggungjawab kita bersama.
Baca Selengkapnya...