26 Juni 2010

LOGO ANAMBAS DISAHKAN

Kabupaten Kepulauan Anambas, kini resmi memiliki logo dan motto sendiri setelah disahkan oleh DPRD pada Kamis 24 Juni 2010 kemarin melalui rapat paripurna DPRD di gedung BPMS Tarempa, yang juga dihadiri oleh seluruh fraksi DPRD KKA, Pj Bupati Yusrizal, para pimpinan SKPD, dan juga tokoh masyarakat.

Logo yang sarat makna itu merupakan merupakan hasil penggabungan dari karya Said M Damrie dan Alkaf Sandra Bonga. Keduanya adalah peraih juara pertama dan kedua dalam sayembara lambang daerah yang digelar sejak beberapa bulan lalu. Lambang dengan warna dasar biru ini memiliki gambar utama Jongkong dengan layar mengembang serta sebilah keris. Sedangkan pada pitanya tertulis motto 'Kayuh Serentak Langkah Sepijak'.

Dengan telah disahkannya logo tersebut maka KKA resmi akan menggunakan logonya sendiri dalam simbol-simbol kedaerahan baik yang melekat pada seragam PNS dilingkungan Pemkab. Kep. Anambas maupun pada baliho-baliho, kopr surat, dan lain sebagainya yang selama ini Anambas masih menggunakan logo kabupaten induk Natuna.

Pengesahan logo Anambas juga bertepatan dengan tanggal pengesahan UU No. 33 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau dua tahun silam. Sehingga pada tanggal 24 Juni tersebut selain dilangsungkan paripurna pengesahan logo, pada malam harinya juga dilangsungkan dzikir dan wirid bersama di Masjid Jami' Baiturrahim Tarempa dalam rangka memperingati pengesahan UU KKA.

Akhirnya kita tentu berharap agar logo Anambas yang sarat makna itu tidak hanya sekadar menjadi lambang biasa atau simbol saja tetapi benar-benar menjadi pemacu spirit kita bersama dalam menyongsong pembangunan Anambas kedepan. Semoga.
Baca Selengkapnya...

29 Mei 2010

MASSA PENDEMO TUNTUT PEMILUKADA ULANG

Ratusan warga Anambas pada Jum'at 28 Mei kemarin menggelar demonstrasi di kantor Panwaslu dan KPUD Kabupaten Kepulauan Anambas, mereka menuntut diselenggarakannya Pemilukada ulang di Kabupaten Kepulauan Anambas.

Massa yang dominasi oleh warga dari Kecamatan Palmatak itu, menuntut agar dilakukan Pemilukada ulang, karena terjadinya sejumlah pelanggaran seperti penyalahgunaan kartu suara dan money politic. Selain itu massa juga menuntut agar Panwaslu segera mengusut dugaan kasus-kasus pelanggaran yang sudah dilaporkan.

Uniknya, saat itu juga Panwaslu langsung menyatakan dukungan Pemilukada diulang, yang dikeluarkan dalam surat pernyataan yang ditandatangani oleh Ketua dan Anggota Panwaslu Anambas. Sementara soal kasus dugaan pelanggaran Pilkada, Panwaslu menjanjikan akan segera diserahkan ke polisi, minimal sebelum pukul 00.00 WIB, tadi malam.

Selain mendemo kantor Panwaslu, massa juga mendemo KPUD Kabupaten Kepulauan Anambas, dan mendesak agar KPUD menyetujui dilangsungkannya Pemilukada ulang.

Meskipun belum ada pengumuman resmi dari KPUD tentang hasil Pemilukada Anambas, namun dari input data internal yang dilakukan oleh beberapa tim sukses kandidat menunjukkan bahwa pasangan Tengku Mukhtaruddin-Abdul Haris meraih suara tertinggi dengan perolehan suara lebih dari tiga puluh persen. Pasangan Tengku Mukhtaruddin-Abdul Haris mendapat dukungan mutlak terutama di kecamatan Jemaja dan Jemaja Timur, serta beberapa kawasan hinterland. Sedangkan perolehan suara terbanyak kedua diraih pasangan Wan Zuhendra dan Irwan Djamaluddin, dukungan terbanyak adalah dari warga yang berdomisili di ibukota.

Sedang pasangan Herdi Usman-Noor Setiawan yang ketika dilakukan pemantauan saat penghitungan suara di TPS-TPS dalam kota Tarempa tampak bersaing ketat dengan pasangan Wan-Irwan hanya berhasil menempati posisi ketiga. Sedang pasangan Ibnu Maja-Nur Adnan Nala dan pasangan Prof. Zen-Syamsuki Syukur jauh berada dibawah ketiga pasangan itu.
Baca Selengkapnya...

DUA KORBAN KAPAL MELEDAK SUDAH DITEMUKAN

Dua korban kapal meledak dan tenggelam diperairan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau berhasil ditemukan. Satu korban yang diidentifikasi sebagai Serka Suhartono ditemukan Jum'at 28 Mei kemarin, dan satu lagi korban yang identifikasi sebagai Yudha baru saja ditemukan hari ini. Sementara Mauly Yulianti, istri Pj. Bupati Kepulauan Anambas Yusrizal hingga kini belum ditemukan.

Serka Suhartono yang ditemukan kemarin sore sudah dalam keadaan meninggal, dengan wajah yang sudah sulit dikenali namun masih berpakaian sepatu lengkap. Setelah dimandikan jenazah kemudian di shalatkan di Masjid Jami' Baiturrahim Tarempa setelah shalat Isya dan langsung dikebumikan malam tadi juga.

Sementara hari ini setelah memasuki hari yang ke 10 sejak peristiwa naas tersebut kembali ditemukan satu korban lagi yang juga sudah dalam keadaan meninggal. Korban yang diidentifikasi sebagai Dodi Harayudha itu adalah pegawai pada bagiah Humas Pemkab Kep. Anambas. Beberapa saat yang lalu baru saja dilangsungkan shalat jenazah di Masjid Jami' Baiturrahim Tarempa, untuk kemudian langsung dikebumikan sore ini juga.

Hingga hari ini pencarian terhadap korban masih terus dilakukan siang maupun malam hari, walaupun Tim Sar dari Tanjung Pinang sudah menghentikan pencarian, namun para pegawai dilingkungan Pemda Anambas, sejumlah nelayan, dan TNI AL terus berupaya keras melakukan pencarian baik dilaut maupun dengan menyisir pantai.

Sebagaimana ditulis sebelumnya dalam blog ini bahwa bahwa pada Kamis 20 Mei lalu terjadi kecelakaan yakni meledaknya kapal Patkamla milik TNI AL di perairan Anambas Provinsi Kepulauan Riau. Kapal yang membawa 22 penumpang itu meledak dan tenggelam di sekitar perairan Lingai, 19 korban selamat dan beberapa diantaranya mengalami luka cukup parah, sedang 3 orang dinyatakan hilang.
Baca Selengkapnya...

21 Mei 2010

ANAMBAS BERDUKA, KAPAL MELEDAK ISTRI BUPATI HILANG

Satu kabar duka baru saja meliputi masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas. Sebuah spead boat Patroli Keamanan Laut (PATKAMLA) milik TNI AL Tarempa yang mengangkut 21 penumpang meledak dan tenggelam di perairan Anambas. Kepulauan Riau. Sebanyak 18 orang selamat dan tiga orang masih belum ditemukan termasuk salah satu diantaranya adalah isri Pj Bupati Kepulauan Anambas Yusrizal.

Kejadian naas itu terjadi sekitar pukul 9.30 pagi tadi, dalam sebuah perjalanan dari Tarempa menuju Letung kapal yang membawa rombongan ibu-ibu PKK dan sejumlah pegawai Pemda Anambas itu meledak dan tenggelam diperairan sekitar pulau Lingai dan pulau Durai. Belum diketahui secarapasti penyebab meledaknya kapal namun diduga karena arus pendek listrik.

Sementara sejumlah korban selamat mengalami luka bakar dan trauma. Diantara korban yang mengalami luka paling parah adalah istri Baharuddin Thalib Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Anambas. Sedang istri Pj Bupati Kepulauan Anambas, bersama satu orang pegawai Humas Pemda Anambas bernama Yudha dan satu orang personil TNI AL Tarempa bernama Hartono, hingga tulisan ini di turunkan masih belum berhasil ditemukan.

Sejak pagi tadi pencarian terus dilakukan baik oleh TNI AL Tarempa, maupun oleh sejumlah pegawai Pemda Anambas. Dan rencananya besok pencarian akan terus dilanjutkan.

Hingga pukul 22 malam tadi keadaan di Puskesmas Tarempa yang banyak menampung para korban dikunjungi warga silih berganti baik oleh keluarga korban kecelakaan maupun masyarakat yang datang menjenguk. Sedang di rumah dinas Pj Bupati Kepulauan Anambas selesai Isya malam tadi baru saja digelar tahlilan bersama yang diikuti oleh ratusan warga dan para pegawai Pemda. Semoga Yang Kuasa memberikan jalan terbaik kepada korban yang belum ditemukan.
Baca Selengkapnya...

16 Mei 2010

GAYA KAMPANYE ANAMBAS: HERDI TONJOLKAN IBUNDA, ZEN TAMPIL LEBIH MUDA

Jelang Pemilukada Kabupaten Kepulauan Anambas 26 Mei mendatang, suasana di kota Tarempa, ibukota Kabupaten Kepulauan Anambas tampak ramai dengan sejumlah baliho, spanduk, dan stiker para cabup dan cawabup yang akan berlaga di Anambas.

Dari sejumlah baliho dan spanduk yang terpasang disudut-sudut kota masing-masing pasangan calon berusaha menampilkan foto dirinya sebagai sosok yang enak dipandang lengkap dengan background dibelakangnya yang menggambarkan kondisi di Anambas saat ini.

Diantara yang menarik dari baliho dan spanduk yang terpasang itu adalah milik pasangan Herdi Usman dan Noor Setiawan. Herdi yang sebelumnya menjabat sebagai Sekda Anambas itu selain menampilkan foto dirinya dan pasangan juga menampilkan foto sosok ibundanya. Ibunda Herdi Hj.Rabiatun yang akrab dipanggil Mak Atun itu memang merupakan salah satu tokoh terpandang di Anambas, selama puluhan tahun ia mengemban tugas mulia sebagai seorang bidan. Dan entah sudah berapa banyak warga Anambas tak peduli miskin ataupun kaya pernah mendapat bantuan dari Ibunda Mak Atun.

Lain Herdi lain pula Prof Mohd. Zen. Pakar studi etnopedagogi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) itu dalam stiker-stiker kampanye tampak lebih muda dan gagah. Zen agaknya ingin kelihatan lebih prima sehingga bisa meyakinkan masyarakat bahwa dirinya meski sudah berusia senior tapi tetap mampu memimpin Anambas yang notabenenya merupakan daerah maritim itu. Selain menampilkan foto diri yang tampak jauh lebih muda, Zen juga tak lupa menautkan eksistensinya sebagai pendiri Kabupaten Kepulauan Anambas. Maklum, Zen memang menjabat sebagai Ketua Umum Badan Pembentukan dan Penyeleras Kabupaten Kepulauan Anambas (BP2KKA), satu-satunya lembaga advokasi rakyat yang secara pro aktif mengkampanyekan pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas.

Bagaimana dengan pasangan Wan Zuhendra-Irwan Djamaluddin. Pasangan low profile ini tak mau kalah, selain selalu tampil dengan pakaian baju kurung Melayu berwarna merah sesuai dengan warna partai pengusung (PDIP) Wan-Irwan juga selalu menggadang-gadangkan slogan Pemerintahan Bersih Masyarakat Tersapih. Maklum Wan Zuhendra yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Natuna dan saat ini masih berkiprah sebagai anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Anambas itu dikenal masyarakat sebagai sosok yang bersih dan sederhana. Tak heran jika ia tidak hanya disenangi kawan tapi juga disegani para lawan.

Selain itu beberapa baliho milik pasangan Wan Zuhendra – Irwan Djamaluddin juga menampilkan foto Benny sebagai backgroundnya. Benny adalah anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Anambas dari Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) partai pengusung pasangan Wan-Irwan, dan merupakan satu-satunya anggota legislatif Anambas yang berasal dari etnis Tionghoa.

Tapi baliho adalah baliho, dan spanduk hanya tinggal spanduk yang berfungsi sebagai media kampanye saja untuk membantu masyarakat mengingat para kandidat pemimpin mereka. Lebihnya aktivitas kampanye di akar rumput serta track record para kandidat lah yang akan lebih besar mempengaruhi para pemilih.
Baca Selengkapnya...

LIMA PASANG CALON RAMAIKAN PEMILUKADA ANAMBAS

Jika tak ada aral melintang tanggal 26 Mei mendatang masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas untuk pertama kalinya akan melangsungkan pemilihan umum secara langsung untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati definitif pertama di kabupaten termuda di Provinsi Kepulauan Riau itu. Pemilukada pertama di Anambas ini akan diikuti oleh lima pasang calon yang sudah dinyatakan lolos verifikasi oleh KPU Kabupaten Kepulauan Anambas.

Kelima pasang calon itu berdasarkan nomor urut masing-masing adalah (1) Ibnu Maja – Nur Adnan Nala, yang di usung oleh Partai Demokrat dan PKPB, (2) Herdi Usman –Noor Setiawan, diusung oleh Partai Golkar, PDK, Hanura, PKNU, PBR dan PKS (3) Tengku Mukhtaruddin – Abdul Haris, diusung oleh PPP, PAN, dan PKP. (4) Prof. Moh Zen – Syamsuki Syukur, diusung oleh PBB dan (5) Wan Zuhendra - Irwan Djamaluddin diusung oleh PDIP dan PPIB.

Pasangan Cabub dan Cawabup yang akan berlaga di Anambas merupakan yang terbanyak dibanding peserta dalam Pemilukada kabupaten lainnya yang kebetulan dilangsungkan secara simultan di Provinsi Kepri yakni pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bintan, Lingga, serta pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau.

Dalam upaya merebut hati masyarakat Anambas, saat ini kelima pasangan calon telah memulai kampanye terbuka yakni sejak tanggal 11 Mei lalu dan akan berlangsung sampai 22 Mei 2010, dan tiga hari masa tenang sebelum pencoblosan pada 26 Mei 2010. Masing-masing pasangan calon setidaknya akan mendapatkan jatah kampanye terbuka sebanyak 17 kali di tujuh kecamatan yang ada di Kepulauan Anambas.

Kelima pasang calon itu akan memperebutkan setidaknya 19.007 suara (tersebar di 89 TPS) dari total penduduk Anambas yang berjumlah 57.541 jiwa, dan peraih suara terbanyak akan dikukuhkan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Anambas 2010-2015.
Baca Selengkapnya...

29 April 2010

LPJ GOLONGAN III CPNS ANAMBAS DIIKUTI 270 PESERTA

Diklat prajabatan atau yang lazim disebut LPJ Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) kabupaten Kepulauan Anambas diikuti oleh 270 peserta termasuk sejumlah dokter yang diterima sebagai CPNS melalui formasi khusus serta CPNS Natuna yang diterima setahun lalu.

Diklat prajabatan golongan III ini menurut rencana akan dilangsungkan selama 17 hari di Hotel Golden View, Bengkong Laut, Batam dan merupakan kelanjutan dari Diklat Prajabatan Gol I dan II yang telah dilaksanakan beberapa minggu sebelumnya.

Sedang para widyaiswara berasal dari Lembaga Admnistrasi Nagara (LAN) dan para pejabat dilingkungan BKD kabupaten/ kota di provinsi Kepulauan Riau. Diklat ini juga melibatkan sejumlah pelatih dari Lanal Tarempa,Kepulauan Anambas.

Peserta diklat prajabatan ini sempat mendapat pengarahan khusus dari Pj.Bupati Kepulauan Anambas Yusrizal pada Sabtu 17 April lalu. Yusrizal yang dikenal berpenampilan sederhana itu tampil dengan gaya humornya yang khas namun tetap penuh semengat. Bupati yang juga merupakan Asisten I di Pemprov Kepri itu mengingatkan agar peserta diklat dapat mengikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh dan penuh disiplin, dan diharapkan dapat menjadi CPNS yang dapat menyokong percepatan pembangunan di Anambas.

Sedang Plh. Sekda Anambas Drs.Hamdi,M.Si yang memberi pengarahan sehari sebelumnya juga mengingatkan para peserta diklat agar mengikuti segala kegiatan dengan penuh kedisiplinan. Menjawab pertanyaan salah seorang peserta tentang dugaan Anambas dijadikan sebagai batu loncatan bagi masyarakat yang ingin mendapatkan status PNS, Hamdi mengingatkan bahwa mereka yang telah diterima sebagai PNS di Anambas akan terus mengabdi di Anambas, tidak ada peluang untuk pindah dengan alasan-alasan klise seperti yang selama ini terjadi.

Diklat Prajabatan yang dilaksanakan tahun 2010 ini merupakan LPJ pertama yang dilaksanakan oleh Pemkab Kep. Anambas dan menghabiskan anggaran tak kurang dari Rp.4 milyar untuk keseluruhan peserta termasuk golongan I dan II. Semoga saja para CPNS dapat menyadari hal ini, bahwa masyarakat menantikan kinerja yang prima dan benar-benar memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk secara terintegratif membangun Anambas bersama-sama dengan masyarakat dan pihak swasta.
Baca Selengkapnya...

19 April 2010

FORKOM IMAKA GELAR SEMINAR PENDIDIKAN

Forum Komunikasi Intelektual Muda Kepulauan Anambas (FORKOM IMAKA) pada Sabtu 27 Maret lalu menyelenggarakan seminar pendidikan bertajuk "Kuliah Itu Ngga' Susah - Kupas Tuntas Srategi dan Persiapan Menembus Perguruan Tinggi". Acara yang diselenggarakan di gedung BPMS Tarempa itu berlangsung lancar dengan dihadiri oleh sekitar 250 peserta.

Seminar yang digagas organisasi alumni mahasiswa Anambas itu menghadirkan tiga orang pembicara inti, yaitu Prof. Bahtiar Abbas (Guru Besar Univ. Bina Nusantara Jakarta), Abbas yang juga berasal dari pulau Ujung, kabupaten Kepulauan Anambas itu berhasil memainkan emosi para peserta yang sebagian besar adalah siswa SMA sederajat, ia dengan dibantu perangkat audio visual menceritakan perjuangan beratnya sebagai seorang anak pulau yang miskin namun karena kerja keras, keihklasan dan dukungan yang luar biasa dari orang tua berhasil menamatkan pendidikan di Jawa dan Amerika. Guru besar yang low profile itu lebih lanjut di daulat panitia untuk membahas tentang Prospek Lulusan Perguruan Tinggi dalam Menembus dan Mencetak Pasar Kerja.

Sedang pembicara kedua adalah dari pihak pemerintah daerah, yang diwakili oleh Drs. Agus Baasyir (Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga), Baasyir menjelaskan tentang Kebijakan-Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Mendorong Warga Anambas Menuju Perguruan Tinggi. Dan pembicara ketiga adalah seorang motivator Ir. Syarifuddin. Syarifudin yang mengangkat bahasan Kalau Bisa ke Universitas Kenapa Cuma Menganggur di Anambas tampil kocak dan memikat para siswa dan orang tua/ wali. Dengan canda Melayu-nya yang khas ia mencoba mendobrak pemikiran bahwa kuliah itu mahal dan tidak begitu penting.

Sedang sesi kedua dari Seminar tersebut diisi oleh masing2 alumni mahasiswa dari Pekanbaru, Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.

Inti dari seminar yang diselenggarakan FORKOM IMAKA itu sebenarnya adalah memotivasi calon lulusan SMA sedarajat dan orang tua siswa agar dengan segala daya memperhatikan pentingnya pendidikan tinggi bagi kemajuan bangsa khususnya kabupaten Kepulauan Anambas sebagai kabupaten yang baru terbentuk. Selain itu kehadiran pihak Pemda dharapkan dapat membuka jalan bagi warga kurang mampu agar tetap dapat melanjutkan studinya ke perguruan tinggi.
Baca Selengkapnya...

15 Maret 2010

PULUHAN ALUMNI MAHASISWA ANAMBAS BENTUK FORKOM IMAKA

Puluhan alumni mahasiswa asal kabupaten Kepulauan Anambas, pada Selasa 2 Maret lalu bertempat di RM. Siantanur, Tarempa, bersepakat membentuk sebuah wadah yang dapat manaungi aspirasi dan ide-ide pemikiran mereka kedalam sebuah forum komunikasi yang dinamai Forum Komunikasi Intelektual Muda Kepulauan Anambas (FORKOM IMAKA).

FORKOM IMAKA merupakan organisasi jejaring yang digagas oleh para alumni mahasiswa asal kabupaten Kepulauan Anambas dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, yang saat ini telah kembali ke Anambas untuk mendedikasikan tenaga dan pengetahuannya di kabupaten termuda di provinsi Kepulauan Riau itu. Namun meski FOROM IMAKA digagas oleh alumni mahasiswa putra daerah Anambas, tetapi organisasi ini tidak bersifat ekslusif melainkan inklusif. Jadi artinya para pendatang yang saat ini bekerja di Anambas pun dapat ikut bergabung, asal memiliki komitmen yang tinggi untuk bersama-sama membangun Anambas.

Inti dari pembentukan forum komunikasi ini sebenarnya adalah membangun sinergisitas kaum muda Anambas yang saat ini mengabdi di berbagai lapangan pekerjaan di Anambas baik di jajaran pemerintahan, maupun di perusahaan swasta agar tetap memiliki konsistensi dan keterpaduan dalam membangun Anambas. Oleh karenanya FORKOM IMAKA akan pro aktif memberikan sumbangan pemikiran maupun kritik yang konstruktif bagi pengembangan wacana Anambas kedepan terutama dalam bidang pendidikan. FORKOM IMAKA ingin mendorong dan menfasilitas agar lebih banyak lagi putra-putra Anambas yag melanjutkan studinya ke jenjang perguruan tinggi, kemudian setelah lulus segara kembali ke Anambas untuk bersama-sama membangun kabupaten kaya migas itu.

Dalam pertemuan yang diselengarakan kurang lebih dua jam itu juga dipilih secara aklamasi Masykur, ST, MM sebagai ketua, sedang Sekjend dipercayakan kepada Adies Saputra, S.IP, M.Si, Bendahara, aAl Akmal, SH, Seksi Pendidikan dan Pengembangan SDM, Syarif Ahmad, SE, Seksi Kebudayaan dan Agama, Arfandi, S.Sos.I, Seksi Humas, Amran, S.IP, dan Seksi Sosial Politik, Rudi Hayadi, S.Si.
Baca Selengkapnya...

16 Februari 2010

LISTRIK DAN SINYAL HP MENGHILANG DARI TAREMPA

Sudah jatuh tertimpa tangga pula, demikianlah perumpamaan bagi warga Tarempa, ibukota kabupaten Kepulauan Anambas. Betapa tidak setelah kota itu dilanda kegelapan akibat listrik yang mati total sejak beberapa hari lalu, kini giliran sinyal handpone yang hilang. Sejak kemarin sore sinyal Indosat dan Excelcom mendadak hilang. Sedang Telkomsel sudah sejak hari minggu 14 Februari lalu tidak dapat diakses warga. Speddy sudah lebih dari seminggu ini juga mengalami gangguan.

Kondisi demikian tentu saja sangat mengganggu aktivitas masyarakat di Tarempa, banyak diantaranya yang mengeluhkan karena sulitnya berkomunikasi dengan kerabat atau rekan bisnis mereka yang berada di luar kota. Tak hanya masyarakat bahkan para PNS yang bekerja di lingkungan pemerintah kabupaten Kepulauan Anambas pun kerap mengeluh karena pekerjaan mereka menjadi terhambat, tak sedikit yang mengaku terpaksa memboyong pekerjaannya ke rumah untuk dikerjakan pada malam hari menunggu mesin genset rumahnya di hidupkan.

Sampai info ini saya turunkan belum di ketahui secara pasti kapan persoalan listrik dan sinyal handpone mulai membaik kembali. Tapi menurut informasi yang beredar di masyarakat persoalan listrik akan mulai teratasi dalam beberapa hari kedapan. Dari pantauan saya, kamarin juga terlihat sejumlah karyawan PLN yang sedang memasang trafo di sejumlah gardu listrik. Dan kabarnya lagi saat ini pemerintah daerah setempat juga sedang mengupayakan pengiriman mesin dari Tanjung Pinang, hal itu dilakukan untuk membantu pihak PLN ranting Tarempa mengatasi persoalan listrik disana. Sedang sinyal handpone khususnya dari Indosat ketika ketika tulisan ini saya turunkan sempat muncul meski agak kurang stabil.

Persoalan listrik memang merupakan satu dari sekian persoalan mendasar di kabupaten Kepulauan Anambas yang mendesak untuk diupayakan penyelesaiannya. Mengingat daerah ini sedang berbenah diri. Disamping itu sektor swasta yang sudah mulai bergeliat juga amat membutuhkan pasokan listrik yang memadai untuk mendorong terus tumbuhnya investasi di kabupaten termuda di Kepri ini. Selain listrik persoalan yang juga tak kalah penting adalah air minum, perumahan, serta transportasi. Mudah-mudahan saja berbagai persoalan itu dapat terselesaikan dalam waktu yang tidak begitu lama.
Baca Selengkapnya...

27 Januari 2010

LISTRIK DI TAREMPA, DIGILIR LEBIH PARAH LAGI

Kesabaran warga Tarempa, ibukota kota kabupaten Kepulauan Anambas benar-benar luar biasa, agaknya dapat dikategorikan memiliki tingkat kesabaran no. 47, yakni jenis kesabaran berkepanjangan dengan secuil harapan yang masih tersisa. Betapa tidak sudah 3 tahun ini listrik di kota tersebut bergilir. Jadwalnya bergilirnyapun macam-macam, sampai kini sudah benar-benar tak tentu arah.

Sudah sepekan ini listrik di kota Tarempa, dalam dua hari hanya 21 jam menyala sedang 27 jamnya mati. Jika dikumulasikan ini artinya dalam satu bulan listrik di Tarempa hanya menyala kurang dari 15 hari. Malah beberapa bulan lalu warga Tanjung Lambai, Tarempa, sempat tak kebagian listrik sama sekali alias mati total. Sungguh terlalu!!!.

Kondisi ini tentu saja amat merugikan masyarakat, terutama mereka yang memiliki kegiatan usaha. Belum lagi voltage yang lebih rendah dari standar 220 v juga dirisaukan warga karena berpotensi merusak peralatan elektronik mereka. Kekesalan bertambah jika PLN mematikan listrik lebih awal dari yang dijadwalkan, atau malah mati mendadak.

Beberapa waktu lalu saya sempat berbincang-bincang dengan salah seorang pekerja di PLN Tarempa, sungguh saya terkejut bukan kepalang bahwa ternyata selama ini PLN Tarempa hanya memiliki satu orang pegawai tetap (hanya kepala), sedang yang lainnya merupakan pegawai honorer biasa. Pikir saya bagaimana seandainya semua pegawai honorer yang ada di PLN itu serempak mengundurkan diri atau mendapatkan pekerjaan yang lain, tentu masyarakat yang menjadi korban.

Sebagai daerah baru yang sedang berkembang, pembangunan di Anambas saat ini sungguh bergeliat, amat disayangkan jika hal itu terhambat karena pasokan listrik yang jauh dari memadai. Alih-alih PLN mau menjangkau wilayah pulau-pulau diseloroh pelosok kabupaten Kepulauan Anambas, sedang didalam kota saja sepertinya jauh dari perhatian.

Saat ini dengan APBD yang berjumlah 600 milyar lebih, sedang jumlah penduduk yang hanya 45 ribu jiwa, serta luas wilayah yang relatif tidak begitu luas, sudah sepatutnya pemerintah setempat memikirkan solusi lain jika ingin mengatasi persoalan listrik di Tarempa, dan kabupaten Kepulauan Anambas pada umumnya. Misalnya saja melalui penyertaan modal daerah kepada PLN, pendirian perusahaan listrik daerah, atau membangun listrik berbasis komunitas, yang pasti agaknya PLN sudah tak lagi dapat dihandalkan sebagai satu-satunya perusahaan yang memasok listrik disini.
Baca Selengkapnya...

20 Januari 2010

YUK..RAMAI-RAMAI JADI ANAK MAMI

Tenang dulu...jangan terkecoh dengan judul diatas. Tulisan ini bukan dimaksudkan untuk mengajak pembaca menjadi anak mami (baca: anak manja), tapi MAMI diatas adalah singkatan dari Masyarakat Anambas Melek Internet. MAMI adalah sebuah cyber community yang digadang oleh salah seorang warga Anambas bernama Lukman Hakim. Lewat Manara Anambas Hot Spot, Hakim yang akrab di panggil Bujang itu bermaksud mengajak masyarakat Anambas khususnya masyarakat di ibukota Tarempa melek dengan teknology cyber.

RT RW Net yang digagas oleh Bujang saat ini bisa di akses free of charge alias tanpa bayaran oleh masyarakat yang berada di sekitar jalan Tongkol, Jln Pemuda, Jln Belakang, dan Jln Diponegoro, kota Tarempa. Mereka yang berniat menjadi anak MAMI (sekali lagi bukan anak Mami dalam pengertian yang sebenarnya) cukup mendaftarkan diri melalui hand phone ke nomor yang sudah ditentukan, dan bisa dilihat jika komputer anda berhasil menangkap signal dari Manara Anambas Hotspot.

Sayangnya saat ini layanan dari Manara Anambas belum optimal, selain keterbatasan kuota akses, juga lagi-lagi listrik di kota Tarempa yang masih bergiliran jadi problem. Tak heran kadang-kadang Manara Anambas Hot Spot sering DC (Disconect) mendadak. Tapi setidaknya kahadiran Manara Anambas cukup membantu, apalagi kecepatan aksesnya asal tidak digunakan untuk download sudah lumayan bagus.

Menurut Bujang rencananya jaringan RT RW Net ini akan di perluas sampai ke wilayah-wilayah yang lain di kota Tarempa, dengan cara penambahan kuota akses maupun pemasangan sejumlah manara baru. Jika terlaksana kemungkinan baru akan dipungut bayaran, tetapi tetap dengan harga yang mampu dijangkau masyarakat. Kalau sudah begini tak heran lagi jika ibu-ibu di Anambas yang biasanya mengisi kekosongan waktu dengan bergosip ria, atau bapak-bapaknya yang asyik nongkrong di kedai kopi, kan beralih menjadi user internet. Wawasan akan lebih terbuka, hingga hidup lebih berharga. Bagaimana dengan anda mau ikutan jadi anak MAMI?
Baca Selengkapnya...

10 Januari 2010

GELIAT PEMBANGUNAN ANAMBAS TAK BOLEH ABAIKAN KALANGAN REMAJA

Ihwal pembangunan Anambas telah menjadi diskursus yang menarik diperbincangkan sejak lama, mulai dari sekadar obrolan di kedai kopi sampai kepada perbincangan di ruang-ruang formal. Tapi sayangnya hampir tak ada yang menyinggung soal pembangunan yang menyentuh kepentingan para remaja kecuali yang menyangkut hak-hak mereka untuk menikmati pendidikan di sekolahan secara lebih memadai, itupun banyak yang masih sebatas wacana.

Padahal kebutuhan para remaja tidak hanya soal urusan sekolah tetapi juga menyangkut kebutuhan akan ruang untuk berekspresi, hak-hak untuk menyalurkan kreatifitas dan hobby nya, termasuk hak-hak untuk mendapatkan perlindungan dari tekanan orang-orang dewasa serta kebijakan publik yang langsung ataupun tidak telah menafikkan eksistensi mereka sebagai manusia bebas dan merdeka.

Usia remaja adalah masa-masa yang kritis dan menentukan. Tak jarang seseorang jatuh dalam lembah hitam seperti narkoba, minum-minuman keras, bahkan seks bebas berawal dari usia remaja. Sebagaimisal data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2004 menunjukkan bahwa pengguna narkoba terbesar ada dikelompok usia 15-24 tahun. Sedang penelitian Yayasan Citra Anak Bangsa (YCAB) pada tahun 2002 mengungkapkan bahwa kelompok usia terbesar anak berpeksperimen narkoba pertama kalinya adalah 12-17 tahun. Tak kalah mengejutkan survei yang dilakukan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) pada tahun 2003 di lima kota besar menyatakan bahwa sebanyak 85 persen remaja 13-15 tahun mengaku telah berhubungan seks dengan pacar mereka. Kalau mau jujur kecendrungan yang demikian ini juga mendera sebagian remaja di kabupaten ini. Oleh karenanya problematika dan ancaman yang dihadapi para remaja perlu menjadi perhatian masyarakat terutama pemerintah daerah sejak dini.

Masalah ini dianggap perlu untuk diketengahkan, karena Anambas saat ini seakan sedang mengalami transformasi desa ke kota yang tengah “gila-gilanya”. Dewasa ini gempuran informasi yang masuk kesini demikian dahsyatnya seiring adopsi teknologi informasi ke wilayah ini. Perkembangan ekonomi dan sosial pasca pemekaran daerah juga berimplikasi pada kehidupan para remaja. Kalau bahasa anak sekarang jadi lebih gaul dan lebih ke kota-kotaan, kebutuhan-kebutuhan akan materi tersier juga jauh lebih meningkat, demikian juga tekanan-tekanan dalam pergaulan yang tak jarang melahirkan kecemburuan sosial dan goncangan mental. Kondisi seperti ini sudah semestinya diimbangi dengan ketersediaan sarana ataupun media yang dapat mengarahkan transformasi sosial para remaja kearah yang lebih konstruktif.

Namun sayangnya di Anambas para remaja tidak memiliki ruang yang memadai bagi penyaluran hasrat berekspresi, arena bermain dan berkreasi, bahkan di sekolah sekalipun. Gerakan Pramuka misalnya yang satu dekade lalu sangat berkembang di Anambas dan menjadi salah satu media penyaluran kreatifitas dan aksi sekarang seakan mati suri karena para pembinanya banyak yang sudah punya kesibukan lain atau mundur karena memang ditelan usia. Begitu juga terhadap kegiatan ekstra kurikuler lainnya seperti theatre, olah raga, sanggar tari dan lain sebagainya.

Ruang-ruang terbuka alami demikian juga adanya, laut di kota Tarempa yang dulu bersih sehingga menarik untuk dijadikan tempat rekreasi dan pelepas lelah siswa sekolah sekarang tampak kotor dengan sampah dan limbah. Ruang-ruang terbuka dan tanah bebas yang dulu adalah ruang untuk para remaja beraktivitas dan berolah raga sekarang sesak dengan bangunan milik warga. Sementara sarana pengganti seperti di kota-kota besar berupa mall, berbagai tempat kursus dan bimbingan belajar, billyard, karaoke, studio band, warnet, lapangan futsal, dan lain-lain masih nihil dari pandangan mata.

Kita patut bersyukur beberapa waktu lalu di Tarempa, ibukota kabupaten Kepulauan Anambas baru saja didirikan sebuah organisasi remaja masjid yang diprakarsai sejumlah ustadz muda. Sejak tiga minggu lalu bersama beberapa rekan sarjana lokal kami juga baru saja menghidupkan kembali sebuah radio FM komunitas, pendengar terbesar sudah bisa ditebak pastinya para remaja yang seolah-olah amat dahaga akan hiburan dan tempat “nongkrong” yang produktif. Tapi itu semua masih belum cukup, sentuhan tangan pemerintah tetap amat diperlukan bagi cakupan yang lebih luas.

Oleh karenanya melalui media ini saya ingin mengusulkan agar dalam rencana pembangunan kabupaten Kepulauan Anambas tahun depan perlu juga dipikirkan tentang kebutuhan para remaja. Adalah suatu perhatian yang luar biasa bagi para remaja jika Pemda setempat untuk tahap awal ini berkenan menyisihkan secuil dari dana pembangunan untuk mendirikan suatu gedung dan lapangan yang terintegratif seperti gelanggang remaja atau taman kota. Didalamnya mencakup lapangan futsal, theater, majalah dinding, sanggar tari, dan lain sebagainya.

Banyak bergaul dengan para remaja memberi saya input yang berharga tentang problematika dan kegelisahan yang mereka alami. Jangan sampai karena rata-rata mereka tak punya akses untuk beropini secara terbuka atau menyampaikan aspirasinya melalui pemilihan umum menjadikan mereka seakan termarginalkan dalam proses pembangunan. Mudah-mudahan dimasa-masa mendatang para remaja dapat ikut merasakan geliat pembangunan di salah satu kabupaten terkaya di Kepri ini, semoga..

Sebelumnya telah dimuat di harian Koran Peduli (KP) edisi 2 Januari 2010.
Baca Selengkapnya...