Jika di kota-kota besar warga masyarakat umumnya menghabiskan waktu jelang buka puasa di mall-mall dan pusat perbelanjaan, maka tak demikian dengan warga Terempa, ibukota kabupaten Kepulauan Anambas. Kota sepelemparan batu yang berpenduduk kurang dari 10 ribu jiwa itu memiliki keindahan panorama laut, hingga tak heran warga disini biasa ber-ngabuburit ria di kawasan sekitar laut.
Bagi sejumlah orang yang gemar memancing, pelabuhan Pemda adalah tempat favorite. Lokasinya yang tak jauh dari rumah penduduk memungkinkan warga bisa bersantai disini tanpa harus takut didera kemacetan lalu lintas hingga terancam tak dapat buka puasa dirumah. Sebagian warga kadang juga menikmati semilir angin sepoy-sepoy dipinggir pelabuhan sambil mendengarkan alunan musik Cina dari stasiun radio yang asalnya entahnya dari mana mungkin dari Cina daratan atau Singapura.
Kalau para remaja tempat favorit mereka apalagi kalau bukan di SP alias Semen Panjang. Sebuah jembatan semen yang dibangun di tepi pantai sejak 10 tahun silam namun tak kunjung selesai hingga hari ini. Sebenarnya tak ada yang menarik di SP kecuali fanorama desiran gelombang yang kadang menjerit pelan ketika terhempas ditepian karang. Sementara cahaya kuning keemasan mengintip malu-malu dari balik bukit di seberang SP. Keunikan lainnya barangkali karena warga yang ngabuburit disini bisa bertemu dengan kerabat dan warga kota Terempa lainnya, silaturahmi itu bahasa afdholnya.
Bagi yang ingin sesekali berbuka puasa diluar rumah, disekitar SP juga terdapat dua buah rumah makan yakni Siantanur dan Café Laluna, yang boleh dibilang bertaraf kota besar. Macam ragam makanan domestik dan impor boleh dilahap disini.
Ngabuburit biasanya berlangsung sampai suara mengaji di Masjid raya terdengar syahdu. Beberapa waktu kemudian seorang petugas di Masjid akan memberi sinyal “Siapkan Karbet”, tak berapa lama suara sirine disusul dentuman keras ibarat meriam jaman perang 45 pun bersaut-saut di kota Terempa. Bagi anda yang belum mengenal tradisi Ramadhan disini jangan panik itu bukan bom, tapi tanda waktu berbuka puasa telah tiba...
Bagi sejumlah orang yang gemar memancing, pelabuhan Pemda adalah tempat favorite. Lokasinya yang tak jauh dari rumah penduduk memungkinkan warga bisa bersantai disini tanpa harus takut didera kemacetan lalu lintas hingga terancam tak dapat buka puasa dirumah. Sebagian warga kadang juga menikmati semilir angin sepoy-sepoy dipinggir pelabuhan sambil mendengarkan alunan musik Cina dari stasiun radio yang asalnya entahnya dari mana mungkin dari Cina daratan atau Singapura.
Kalau para remaja tempat favorit mereka apalagi kalau bukan di SP alias Semen Panjang. Sebuah jembatan semen yang dibangun di tepi pantai sejak 10 tahun silam namun tak kunjung selesai hingga hari ini. Sebenarnya tak ada yang menarik di SP kecuali fanorama desiran gelombang yang kadang menjerit pelan ketika terhempas ditepian karang. Sementara cahaya kuning keemasan mengintip malu-malu dari balik bukit di seberang SP. Keunikan lainnya barangkali karena warga yang ngabuburit disini bisa bertemu dengan kerabat dan warga kota Terempa lainnya, silaturahmi itu bahasa afdholnya.
Bagi yang ingin sesekali berbuka puasa diluar rumah, disekitar SP juga terdapat dua buah rumah makan yakni Siantanur dan Café Laluna, yang boleh dibilang bertaraf kota besar. Macam ragam makanan domestik dan impor boleh dilahap disini.
Ngabuburit biasanya berlangsung sampai suara mengaji di Masjid raya terdengar syahdu. Beberapa waktu kemudian seorang petugas di Masjid akan memberi sinyal “Siapkan Karbet”, tak berapa lama suara sirine disusul dentuman keras ibarat meriam jaman perang 45 pun bersaut-saut di kota Terempa. Bagi anda yang belum mengenal tradisi Ramadhan disini jangan panik itu bukan bom, tapi tanda waktu berbuka puasa telah tiba...
wewe...... kayak lomba mancing dunk sobt.. hehhe..
BalasHapussalam kangren sobt.. dah lame tak singgah kat blog sobat ni..... Mohon maaf lahir bathin yee.. besok takutnya ga sempat... hehehe
banyak cara dilakukan untuk menunggu waktu berbuka, apa lagi terempa terkenal dengan panorama dan jernih air lautnya...
BalasHapusmet ngabuburit...
jadi pengen kesana nich....
BalasHapuscuma di sayangkan yang kurang menarik pemandangan timur sp membuat eksotik atau pesona sp menjadi pudar,,saya berharap ada solusi dari pemerintah untuk merevitalisasikan kembali,namun bkan bearti harus mengorbankan lokasi lain.
BalasHapusjaya anambas khususnya terempa,,smoga kedepannya pengujung atau pariwusata bebondong2 memenuhi bumi anambas tercinta...amien.