Sudah beberapa bulan ini persoalan listrik mati di Terempa, ibukota Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) belum juga menemui titik penyelesaiannya. Padahal listrik merupakan salah satu kebutuhan mendasar yang mutlak diperlukan guna memuluskan investasi swasta bagi menyerap lapangan pekerjaan dan ikut menggesa laju pembangunan di Anambas yang notabenenya merupakan daerah otonom baru.
Saat ini warga kota Terempa harus rela dengan keadaan listrik yang menyala 2: 1 alias dua malam menyala dan semalam gelap gulita. Tak hanya pada malam hari disiang hari pun listrik digilir 2: 1, itupun kadang diselingi dengan mati mendadak. Bahkan warga kampung Tanjung Tengah sempat beberapa minggu harus pasrah dengan pemadaman total akibat trafo PLN di wilayah mereka rusak.
Kondisi ini selain dapat menghambat investasi yang mana saat ini sangat dibutuhkan Anambas juga amat meresahkan warga. Banyak warga yang mengeluh karena peralatan elektronik mereka yang menjadi rusak karena listrik sering mati mendadak. Disamping itu pada malam hari warga Terempa juga terpaksa harus berdamai dengan bisingnya suara genset yang digunakan penduduk.
Beberapa waktu lalu sejumlah warga Terempa sempat berdemonstrasi karena tak tahan dengan kondisi demikian, apalagi PLN Ranting Terempa dinilai warga sudah kerap ingkar janji. Namun warga sempat menawarkan untuk menyelesaikan persoalan listrik secara bersama-sama, jika memang ada alat yang harus dibeli maka tak ada salahnya dibeli secara patungan.
Tak hanya listrik yang saat ini dikeluhkan warga Terempa tapi juga air. Untungnya persoalan tersebut sudah sedikit teratasi akibat hujan yang beberapa kali mendera kota Terempa, walau sebagian masyarakat terutama yang tinggal di kampung Tanjung dan dataran tinggi masih harus rela mengangkut air untuk kebutuhan sehari-hari mereka.
Kini Pemerintah kabupaten Kepulauan Anambas betul-betul didesak untuk menjadikan persoalan diatas sebagai prioritas masalah yang mesti dipecahkan dengan segera. Sebaliknya kita warga masyarakat juga sudah saatnya “melek lingkungan”, berhemat air, berhemat listrik adalah tanggungjawab kita bersama.
Saat ini warga kota Terempa harus rela dengan keadaan listrik yang menyala 2: 1 alias dua malam menyala dan semalam gelap gulita. Tak hanya pada malam hari disiang hari pun listrik digilir 2: 1, itupun kadang diselingi dengan mati mendadak. Bahkan warga kampung Tanjung Tengah sempat beberapa minggu harus pasrah dengan pemadaman total akibat trafo PLN di wilayah mereka rusak.
Kondisi ini selain dapat menghambat investasi yang mana saat ini sangat dibutuhkan Anambas juga amat meresahkan warga. Banyak warga yang mengeluh karena peralatan elektronik mereka yang menjadi rusak karena listrik sering mati mendadak. Disamping itu pada malam hari warga Terempa juga terpaksa harus berdamai dengan bisingnya suara genset yang digunakan penduduk.
Beberapa waktu lalu sejumlah warga Terempa sempat berdemonstrasi karena tak tahan dengan kondisi demikian, apalagi PLN Ranting Terempa dinilai warga sudah kerap ingkar janji. Namun warga sempat menawarkan untuk menyelesaikan persoalan listrik secara bersama-sama, jika memang ada alat yang harus dibeli maka tak ada salahnya dibeli secara patungan.
Tak hanya listrik yang saat ini dikeluhkan warga Terempa tapi juga air. Untungnya persoalan tersebut sudah sedikit teratasi akibat hujan yang beberapa kali mendera kota Terempa, walau sebagian masyarakat terutama yang tinggal di kampung Tanjung dan dataran tinggi masih harus rela mengangkut air untuk kebutuhan sehari-hari mereka.
Kini Pemerintah kabupaten Kepulauan Anambas betul-betul didesak untuk menjadikan persoalan diatas sebagai prioritas masalah yang mesti dipecahkan dengan segera. Sebaliknya kita warga masyarakat juga sudah saatnya “melek lingkungan”, berhemat air, berhemat listrik adalah tanggungjawab kita bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar