20 Mei 2009

HANTU ITU BERNAMA TOEFL

Sudah dua hari ini badan saya kurang fit. Mungkin karena terlalu banyak bergadang. Tapi barangkali juga karena depresi mikirin skor Toefl, yang hasilnya baru bisa diketahui Rabu tadi siang.

Test of English as Foreign Language atau lazim disingkat Toefl, benar-benar jadi momok buat kami para penstudi di Program Pasca Sarjana Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung. Pasalnya pihak kampus mewajibkan skor miniminal 500 sebagai prasyarat mengikuti sidang Tesis atau Disertasi. Bagi saya yang sama sekali ngga punya basic sastra Inggris dan juga bagi kebanyakan teman-teman angka 500 cukup menakutkan.

Tak jarang seorang kandidat Magister atau Doktor gagal sidang hanya gara-gara score Toefl nya belum mencukupi 500. Bahkan kabar yang saya dengar dari staf di Lab. Bahasa Unpar ada beberapa mahasiswa yang Drop Out, gara-gara score Toefl yang belum mencukupi, sedang masa studinya sudah habis. Salah seorang kawan saya yang mengambil studi Hubungan Internasional, sudah 9 kali mengikuti test Toefl, tapi apa daya Dewi Fortuna belum berkenan menghampiri. Bahkan ada yang sudah sampai 11 kali. Masih banyak cerita-cerita seram yang membuat saya semakin kecut. Sudah lama saya tidak berada dibawah tekanan seperti ini.

Unpar benar-benar keterlaluan, perguruan tinggi negeri di Bandung setahu saya skor Toefl minimum yang dipersyaratkan hanya 450-475. Bahkan sebagian besar kampus swasta score Toefl hanya formalitas saja. Tapi pihak Rektorat Unpar tak mau peduli, mereka agaknya takut betul dianggap menurunkan kualitas kalau batas minimum score Toefl dikurangi atau malah dihapuskan sama sekali.

Sebenarnya bagi kebanyakan mahasiswa di Program Pasca Sarjana Unpar, yang namanya bahasa Inggris tak terlalu menjadi soal. Karena dalam perkualihan sehari-haripun 99 persen literatur yang dipakai menggunakan bahasa negeri Paman Sam itu. Tapi ternyata kemampuan membaca buku-buku berbahasa Inggris tak selalu berbanding lurus dengan kemampuan menjawab soal-soal dalam Tes Toefl.

Saya sendiri juga cukup akrab dengan bahasa Inggris. Sejak 4 tahun lalu saya bergabung dengan sebuah English Conversation Club di kota Bandung. 3 tahun lalu saya juga sempat menjadi Language Helper untuk beberapa orang asing dari Amerika dan Australia yang sedang belajar bahasa dan budaya Indonesia di Bandung. Ternyata kebiasaan berbincang-bincang dalam bahasa Inggris tak banyak membantu dalam menjawab soal-soal Toefl.

Sudah empat kali saya ikut test Toefl. Test pertama kali sewaktu pertama masuk Unpar, saya hanya mampu meraih score 420. Sadar diri karena masih jauh dari batas minimum, saya sengaja mengambil Toefl Preparation Course. Ketika mid Test score Toefl saya naik sedikit menjadi 444, tapi ketika Final Test malah turun jadi 430. Satu bulan berikutnya saya memutuskan untuk ikut test lagi. Tapi sayangnya hanya mampu mencapai 469. Wah...benar-benar...Danger. Masa studi saya sudah hampir genap 4 semester. No more money for tuition, kontrakan juga sudah hampir habis. Kalau masih tidak lulus juga, ngga tau lah...

Siang tadi muka saya tampak agak pucat. Setelah menemui dosen pembimbing di kampus Jln Merdeka, saya langsung banting arah ke kampus Jln. Ciumbuleuit, tujuannya apalagi kalau bukan melihat hasil test Toefl yang baru saja saya jalani minggu lalu. Di lab bahasa tampak agak ramai, sebagian besar adalah mahasiswa program S1 yang mungkin sedang bernasib sama seperti saya. Begitu masuk ruangan, staf disana senyum-senyum sambil meledek saya. Uh...benar-benar...buat semakin deg-degan.., tak sabar melihat map warna biru yang sedang dikerumuni sejumlah mahasiswa. Dan Allhamdulillah, Finaly I've got 507 of Toefl score, n the Ghost already gone away...

7 komentar:

  1. selamat y! kirain hantu toekoel....he

    BalasHapus
  2. horee.Yap..slamat Bang,untung akhirnya hantunya baek,sehingga bisa dilalui dengan hasil yang memuaskan.oya semoga fit kembali.tadinya mau dicariin dukun ha...ha...

    BalasHapus
  3. Thanks atas koment dan ucapan selamatnya.
    To, Jingga: Kalau Tukul bukan hantu, tapi penjaga kubur, ha...ha...
    To. Davin Dukunnya kalau bisa yang pernah tinggal di Singapura ya, jadi b.Inggrisnya bagus, kwakakkak....

    BalasHapus
  4. wah....kebanyakan brgadang nih.......!!!maka nya badan kurang Fit......!!!

    BalasHapus
  5. selamat ngo bang....berarti ndok ade kendala agek...hehehehe...sekali agek selamat dan sukses..semoga sukses abang bise epui ikuti...aaaammmmiiiinnnn..

    BalasHapus
  6. Musriadi, Alhamdulillah sekarang dah sehat bos.

    Ipui, thank you. Ipuy jg harus cpt lulus.

    BalasHapus
  7. Ibnu Fajar QiramJumat, 11 Desember, 2009

    Ikut komen ahh....Wuih lumayan bgs tuh..Mo ikut kursus yg di sam toefl ga?bwt study di luar negri,minimum 600 koq...Ambil PhD yuk bareng ma gw,kan lmyn ada tmn,hihihi..Lokasi nya di jln wastu kencana mo ke arah dago kykny,hihihi....

    BalasHapus