Menarik sekali menyaksikan acara Kick Andy di Metro TV hari Jum’at 22 Mei kemarin. Talk Show yang juga disiarkan ulang pada hari minggu siang itu mengangkat tajuk Young on Top. Kick Andy terkesan dengan kiprah beberapa orang yang meski masih berusia relatif muda namun telah berhasil menduduki jabatan penting diberbagai bidang dan lapangan pekerjaan.
Di dunia pendidikan misalnya, Kick Andy menampilkan Firmanzah. Pria yang baru berumur 32 tahun itu baru saja dilantik sebagai Dekan fakultas Ekonomi Univ. Indonesia. Selain Firman ada juga Anis Baswedan, pria yang pada tahun 2008 pernah dinobatkan sebagai salah satu dari 100 tokoh intelektual dunia oleh Jurnal Foreign Policy di Washington itu menjabat Rektor Univ. Paramadina saat usianya masih 38 tahun. Ada juga Yan Hendry Jauwena, di usianya yang ke-28 tahun menduduki posisi sebagai Trade Lane Manager DHL Asia-Pacifik. Dan Antonny Liem, pria kelahiran tahun 1976, mencapai posisi sebagai President Direktur di perusahaan IT Multi Nasional, di usia 26 tahun. Dari dunia BUMN, ada Katherina Patrisia, yang dicatat Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Direktur termuda di seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Satu lagi yang tak kalah hebat adalah, Billy Boen. Di usianya yang ke-26 Billy sudah menjabat sebagai General Manager untuk perusahaan brand termana, Oakley. Kini, di usia 30 tahun, Billy menjabat sebagai kepala divisi Food & Beverage di MRA Grup.
Namun dari sekian banyak tokoh yang ditampilkan Kick Andy, ternyata tak satupun yang berasal dari birokrasi pemerintahan. Boleh jadi Kick Andy lupa, atau bisa jadi juga memang tak ada anak muda yang berhasil mencapai jabatan puncak di birokrasi kala usianya masih muda. Maklum selama ini birokrasi kita terkenal dengan segala kebobrokannya. Sogok-menyogok, lamban, dan rekrutmen yang mengandalkan kekerabatan sudah jadi rahasia umum.
Mereka yang cerdas dan kreatif namun masih muda harus menunggu sampai seniornya pensiun untuk dapat menduduki jabatan-jabatan puncak di birokrasi. Pola patron klien sudah demikian mengakar. Ngga perlu repot-repot setiap empat tahun naik pangkat dan gajinya otomatis juga akan naik. Memang baru-baru ini kita mendengar usaha pemerintah untuk menerapkan gaji berbasis kinerja. Tidak lagi berdasarkan PGGS alias Pintar Goblok Gaji Sama. Tapi sejauh mana efektifitas implementasinya masih harus kita tunggu setidaknya sampai akhir tahun ini.
Selama ini birokrat muda harus puas dengan posisi-posisi bawah atau menengah. Mereka tak kuasa untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang kreatif nan inovatif untuk membuat pemerintahan lebih responsive dan progress. Kalaupun gagasannya diterima seringkali implementasinya sarat deviasi oleh karena kepentingan sang senior.
Padahal kata Tridodo W Utomo dalam tulisannya berjudul Pematangan Birokrat Muda Sebagai Faktor dan Aktor Kunci Dalam Reformasi Birokrasi, Birokrat muda dapat menjadi agent of reform atau key actor daripada proses pembenahan birokrasi kita. Karena menurut Utomo birokrat muda pertama, diasumsikan memiliki energi dan potensi perubahan yang signifikan untuk menuju pada suatu tatanan organisasi yang lebih dinamis. Pengalaman bangsa kita semenjak revolusi kemerdekaan hingga masa reformasi pasca Orde Baru membuktikan begitu kuatnya peranan pemuda dalam menginisiasi dan mengakselerasi perubahan.
Kedua, SDM dengan kompetensi unggul adalah inti dari birokrasi dan menjadi motor penggerak roda organisasi. SDM yang unggul akan dapat mengelola sumber-sumber daya aparatur secara efektif dan efisien; merumuskan kebijakan publik yang tepat dan berkualitas prima; menegakkan peraturan secara adil, jujur dan konsisten; menjalankan fungsi-fungsi manajemen secara taat azas, sekaligus mengawal organisasi untuk selalu berada pada jalur yang tepat untuk mencapai visi dan misinya. Dan harus diakui bahwa SDM yang memenuhi karakteristik tersebut, sebagian besar terdapat pada jenjang menengah (young bureaucrats).
Ketiga, birokrat muda relatif memiliki visi dan idealisme yang tinggi, dan belum banyak terpengaruh oleh patologi birokrasi seperti KKN, pemborosan sumber daya, arogansi jabatan, dan sebagainya.
Bureaucracy is the machine of the state, saya kira semua orang sepakat demikian. Hemat saya untuk membuat mesin itu berjalan efektif maka harus ada dinamisasi dan kompetisi didalamnya. Ini tak ubahnya suatu ikhtiar yang konkgret untuk menuju pemerintahan yang kompetitif. Senada seperti disampaikan Osborne dan Plastrik bahwa pemerintahan kompetitif mensyaratkan persaingan diantara para penyampai jasa atau pelayanan untuk bersaing berdasarkan kinerja dan harga. Mereka memahami bahwa kompetisi adalah kekuatan fundamental untuk memaksa badan pemerintah melakukan perbaikan. (Osborne dan Plastrik, Memangkas Birokrasi-Lima Strategi Menuju Pemerintahan Wirausaha, 2000).
Sudah saatnya birokrasi kita mengadopsi prinsip-prinsip organisasi modern salah satunya adalah dengan memberikan kesempatan yang sama bagi para orang-orang muda untuk menduduki jabatan-jabatan puncak. Dan tayangan Kick Andy minggu lalu itu adalah hikmah yang berharga untuk birokrasi kita, jika mereka mau menyelaminya.
Di dunia pendidikan misalnya, Kick Andy menampilkan Firmanzah. Pria yang baru berumur 32 tahun itu baru saja dilantik sebagai Dekan fakultas Ekonomi Univ. Indonesia. Selain Firman ada juga Anis Baswedan, pria yang pada tahun 2008 pernah dinobatkan sebagai salah satu dari 100 tokoh intelektual dunia oleh Jurnal Foreign Policy di Washington itu menjabat Rektor Univ. Paramadina saat usianya masih 38 tahun. Ada juga Yan Hendry Jauwena, di usianya yang ke-28 tahun menduduki posisi sebagai Trade Lane Manager DHL Asia-Pacifik. Dan Antonny Liem, pria kelahiran tahun 1976, mencapai posisi sebagai President Direktur di perusahaan IT Multi Nasional, di usia 26 tahun. Dari dunia BUMN, ada Katherina Patrisia, yang dicatat Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Direktur termuda di seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Satu lagi yang tak kalah hebat adalah, Billy Boen. Di usianya yang ke-26 Billy sudah menjabat sebagai General Manager untuk perusahaan brand termana, Oakley. Kini, di usia 30 tahun, Billy menjabat sebagai kepala divisi Food & Beverage di MRA Grup.
Namun dari sekian banyak tokoh yang ditampilkan Kick Andy, ternyata tak satupun yang berasal dari birokrasi pemerintahan. Boleh jadi Kick Andy lupa, atau bisa jadi juga memang tak ada anak muda yang berhasil mencapai jabatan puncak di birokrasi kala usianya masih muda. Maklum selama ini birokrasi kita terkenal dengan segala kebobrokannya. Sogok-menyogok, lamban, dan rekrutmen yang mengandalkan kekerabatan sudah jadi rahasia umum.
Mereka yang cerdas dan kreatif namun masih muda harus menunggu sampai seniornya pensiun untuk dapat menduduki jabatan-jabatan puncak di birokrasi. Pola patron klien sudah demikian mengakar. Ngga perlu repot-repot setiap empat tahun naik pangkat dan gajinya otomatis juga akan naik. Memang baru-baru ini kita mendengar usaha pemerintah untuk menerapkan gaji berbasis kinerja. Tidak lagi berdasarkan PGGS alias Pintar Goblok Gaji Sama. Tapi sejauh mana efektifitas implementasinya masih harus kita tunggu setidaknya sampai akhir tahun ini.
Selama ini birokrat muda harus puas dengan posisi-posisi bawah atau menengah. Mereka tak kuasa untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang kreatif nan inovatif untuk membuat pemerintahan lebih responsive dan progress. Kalaupun gagasannya diterima seringkali implementasinya sarat deviasi oleh karena kepentingan sang senior.
Padahal kata Tridodo W Utomo dalam tulisannya berjudul Pematangan Birokrat Muda Sebagai Faktor dan Aktor Kunci Dalam Reformasi Birokrasi, Birokrat muda dapat menjadi agent of reform atau key actor daripada proses pembenahan birokrasi kita. Karena menurut Utomo birokrat muda pertama, diasumsikan memiliki energi dan potensi perubahan yang signifikan untuk menuju pada suatu tatanan organisasi yang lebih dinamis. Pengalaman bangsa kita semenjak revolusi kemerdekaan hingga masa reformasi pasca Orde Baru membuktikan begitu kuatnya peranan pemuda dalam menginisiasi dan mengakselerasi perubahan.
Kedua, SDM dengan kompetensi unggul adalah inti dari birokrasi dan menjadi motor penggerak roda organisasi. SDM yang unggul akan dapat mengelola sumber-sumber daya aparatur secara efektif dan efisien; merumuskan kebijakan publik yang tepat dan berkualitas prima; menegakkan peraturan secara adil, jujur dan konsisten; menjalankan fungsi-fungsi manajemen secara taat azas, sekaligus mengawal organisasi untuk selalu berada pada jalur yang tepat untuk mencapai visi dan misinya. Dan harus diakui bahwa SDM yang memenuhi karakteristik tersebut, sebagian besar terdapat pada jenjang menengah (young bureaucrats).
Ketiga, birokrat muda relatif memiliki visi dan idealisme yang tinggi, dan belum banyak terpengaruh oleh patologi birokrasi seperti KKN, pemborosan sumber daya, arogansi jabatan, dan sebagainya.
Bureaucracy is the machine of the state, saya kira semua orang sepakat demikian. Hemat saya untuk membuat mesin itu berjalan efektif maka harus ada dinamisasi dan kompetisi didalamnya. Ini tak ubahnya suatu ikhtiar yang konkgret untuk menuju pemerintahan yang kompetitif. Senada seperti disampaikan Osborne dan Plastrik bahwa pemerintahan kompetitif mensyaratkan persaingan diantara para penyampai jasa atau pelayanan untuk bersaing berdasarkan kinerja dan harga. Mereka memahami bahwa kompetisi adalah kekuatan fundamental untuk memaksa badan pemerintah melakukan perbaikan. (Osborne dan Plastrik, Memangkas Birokrasi-Lima Strategi Menuju Pemerintahan Wirausaha, 2000).
Sudah saatnya birokrasi kita mengadopsi prinsip-prinsip organisasi modern salah satunya adalah dengan memberikan kesempatan yang sama bagi para orang-orang muda untuk menduduki jabatan-jabatan puncak. Dan tayangan Kick Andy minggu lalu itu adalah hikmah yang berharga untuk birokrasi kita, jika mereka mau menyelaminya.
semoga anda mampu jadi pelopor kaum muda di birokrasi pemerintahan anambas..bagaimana ?
BalasHapussalam kenal dngan saya
Ape kabar anambas..? saatnya sekarang yang muda yang bicara, yang tua biarlah jadi penasehat jika yang muda keluar dari jalur.
BalasHapustuka link yuk..??
Amin, Doakan aja bang, salam kenal kembali
BalasHapusRizal, Anambas baik2 saja. Muda bicara, tua penasehat, sepakat bos. Link nya sudah dipasang.
buang2 lah poto anak natuna tok,resau nengok de
BalasHapusmantab bro, artikel yg bagus buat kaum tua-tua, jangan anggap remeh dengan yg muda2.
BalasHapusABCD, osah macamtoklah yang boghok dok boleh dibls dg boghok...
BalasHapusPlanet Jingga, Thanks atas apresiasinya.
yg muda dipandan sebelah mata???
BalasHapusTIDAK!!! mari kita buktikan.........
ada award tuh silakan ambil...
BalasHapussalam knl..
BalasHapustukeran link yuk n follow