11 Januari 2009

MUSRENBANG PERDANA DI ANAMBAS

Rabu 23 Desember 2008 yang lalu, pemerintah kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) untuk pertama kalinya menyelenggarakan musyawarah rencana pembangunan (musrenbang). Acara yang diselenggarakan di gedung BPMS Terempa itu berlangsung lancar dengan dihadiri sekitar 200an orang.

Terus terang saya merasa terharu dengan pertemuan itu, karena ini adalah untuk pertama kalinya masyarakat Anambas melaksanakan suatu musyawarah yang berkenan mendiskusikan kemana arah pembangunan kabupaten yang baru dibentuk ini dalam kurun waktu setahun kedepan. Acara yang dibuka oleh Plt Bupati Kep. Anambas Tengku Mukhtarudin itu sejujurnya lebih mirip pertemuan tingkat kelurahan. Selain karena sarana yang serba terbatas, jumlah peserta yang hadir juga amat sedikit. Bahkan para panitia yang sebagian besar adalah pegawai kantor Bupati dan kantor Camat Siantan itu kelihatan agak bingung dan kurang terkoordinir. Tapi kondisi ini bisa dimaklumi..lah, namanya juga Musrenbang perdana. Tetapi untuk kedepannya saya harap bisa diperbaiki; komposisi masyarakat hendaknya lebih banyak dari aparat pemerintah, juga sosialisasi acara yang semestinya lebih luas.

Musrenbang perdana di KKA itu berlangsung dengan hikmat hingga sore hari. Setelah petatah-petitih dari para petinggi setempat dan dari utusan Pemrov Kepri, acara dilanjutkan dengan pembahasan rencana pembangunan yang dibagi dalam tiga kelompok. kelompok I (bidang sosial budaya) membahas rencana pembangunan pendidikan, kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan Kesra, agama, kependudukan dan KB, serta pemberdayaan perempuan. kelompok II (bidang ekonomi) membahas masalah lapangan kerja dan peluang usaha, pertanian, kehutanan, peternakan, perkebunan, perikanan, dan kelautan, serta kelompok III (bidang infrastruktur dan pemerintah desa) membahas soal pekerjaan umum, pertambangan dan energy, perhubungan, pariwista, seni dan budaya, lingkungan hidup, tata pemerintahan yang baik dan bersih.

Pada kesempatan itu saya mencoba untuk ambil bagian dikelompok ketiga. Ada empat hal yang saya sarankan kepada pemerintah KKA

Pembangunan stasiun pemancar radio
Hingga saat ini tak ada satupun media lokal yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat Anambas, yang nota bene nya tersebar dipulau-pulau. Memang, waktu masih bergabung dengan kabupaten Natuna, pemerintah setempat telah memiliki media lokal, yaitu koran Natuna Pos, selain itu juga ada RRI Natuna. Tapi sayangnya kedua media lokal itu hanya dapat dinikmati oleh masyarakat di ibukota kabupaten Natuna di Ranai, dan beberapa pulau lain disekitarnya. Sedangkan masyarakat yang berada digugusan kepulauan Anambas tetap jauh dari jangkauan.

Keberadaan media lokal amat penting selain sebagai sarana informasi dan sosialisasi antara tiga komponen governance; pemerintah, masyarakat, dan swasta, media lokal juga dapat berfungsi sebagai alat komunikasi dan pemersatu bagi masyarakat kepulauan, sehingga kalau tidak ada media penghubung masyarakat yang tersebar dipulau-pulau diluar pusat ibukota akan merasa terisolir. Sementara itu media yang menurut saya paling murah, praktis, dan bersahabat untuk semua kalangan adalah radio.

Sebenarnya radio punya sejarah yang amat penting di Anambas. Pada tanggal 14 Desember 1941, kepulauan ini tepatnya di Terempa dibom oleh tiga skwadron pesawat serdadu Jepang, hampir setengah dari penduduk kota kecil itu menjadi korban meninggal. Konon, bom tersebut dijatuhkan Jepang karena di kepulauan ini terdapat stasiun radio yang dikepalai langsung oleh seorang Belanda. Radio tersebut berperan sebagai alat komunikasi pertahanan bagi kapal-kapal perang Belanda yang melintas di Laut Cina Selatan dan juga untuk komunikasi dengan pusat komando tentara Belanda di Bintan dan sekitarnya. Ini artinya sejak lama Belanda telah memikirkan pentingnya pembangunan stasiun pemancar radio di kepulauan Anambas.

Pada masa kini, hemat saya radio masih memegang peranan yang amat penting bagi masyarakat. Selain yang telah disebutkan diatas, radio lokal di Anambas juga dapat berfungsi sebagai corong pengingat bagi kapal-kapal nelayan asing yang kita tahu sering masuk dan mencuri ikan di perairan Indonesia khususnya di perairan laut China Selatan. Bagi nelayan lokal, radio dapat berfungsi sebagai media pemberi peringatan dini (early warning) atas kemungkinan datangnya badai, hujan, atau ombak besar dan tentunya juga sebagai media hiburan.

Web Resmi Pemda KKA
Selain menyampaikan saran tentang pentingnya dibangun stasiun radio lokal, saya juga menyampaikan masukan tentang perlunya pemerintah KKA memiliki website resmi. Saat ini web site mutlak harus dimiliki oleh siapapun yang ingin memperkenalkan organisasinya ditingkat domestik maupun internasional. Apalagi masih banyak yang belum tahu eksistensi Anambas sebagai daerah otonom baru yang tidak hanya penyumbang Migas bagi Republik ini tetapi juga salah satu daerah yang berada di garis terdepat, tepatnya diutara Indonesia.

One Village One Computer
Saya juga menyampaikan ide tentang perlunya pengadaan sarana komputer yang lengkap dengan jaringan internet bagi tiap pemerintah desa. Aplikasi e-gov di Anambas lebih dari sekedar mengikuti tren perkembangan IT, tetapi amat dibutuhkan untuk mengatasi mobilitas aparatur pemerintah yang terbatas mengingat kondisi geografis KKA yang kita tahu masyarakatnya berdomisili dipulau-pulau. Apalagi pada musim utara, praktis urusan adminitrasi pemerintahan menjadi terhambat. Pengadaan one village one computer akan membantu mengatasi masalah ini.
Selain pengadaan sarana computer yang tidak kalah penting adalah pelatihan bagi aparatur desa. Karena percuma saja kalau sarananya tersedia tetapi aparat desa yang ada tidak mampu mengoperasikan.

Block Grant Untuk Pemdes
Usulan yang menurut saya juga penting untuk diakomodasi adalah adanya block grant (dana alokasi umum) bagi pemerintahan desa. Karena percuma saja kalau otonomi yang dimiliki desa tidak disertai dengan ketersediaan anggaran yang memadai.
Saya pikir hampir seluruh masyarakat Anambas tentunya sangat berharap agar pemekaran daerah menjadi titik awal yang akan membawa Anambas keluar dari keterisoliran, kemiskinan, dan ketimpangan pembangunan yang selama ini dirasakan. Semoga…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar