16 September 2011

TRADISI MALAM RAYA DI ANAMBAS

Setiap daerah pasti mempunyai tradisi khas bagaimana merayakan malam lebaran, demikian juga halnya dengan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Anambas khususnya di Tarempa, walau agak terlambat pada postingan kali ini saya mau berbagi cerita tentang tradisi malam raya di Anambas. Tapi sebelum bercerita lebih jauh izinkan saya mengucapkan Taqobalallaahu Minnaa Wa Minkum, Shiyamana Wa Shiyamakum, Ja’alanallaahu Minal ‘Aidin Wal Faizin, Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H, mohon maaf lahir dan bathin.

Hampir sama dengan masyarakat di daerah-daerah lainnya di Indonesia, pada malam raya baik hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha, masyarakat di Kepulauan Anambas disibukkan dengan berbagai persiapan memasak buat keperluan esok, guna menjamu sanak saudara dan tetangga serta kerabat yang datang bersilaturrahmi. Hidangan khas adalah ketupat yang lazim ditemani opor ayam atau bumbu sarundeng, ada juga lakse, sate, dan sebagian keluarga memasak nasi samin atau nasi minyak.

Pada malam itu biasanya anak-anak perempuan yang sudah besar mulai mengganti gordyn rumah, dan menyusun kue kedalam toples, atau sekadar membersihkan rumah. Sedang takbir mulai dari sehabis maghrib sudah bersahut-sahut berkumandang di Masjid dan Surau.

Hampir sama dengan daerah-daerah lain, di Anambas pada malam raya juga dilaksanakan takbir keliling, uniknya takbir keliling yang diikuti tiap Rukun Tetangga (RT) atau kampung di sekitar kota Tarempa itu diperlombakan. Mulai dari kerapihan peserta dalam berbaris, maskot dan hias-hiasan yang dibawa berkeliling kota, sampai lantunan takbir tiap group peserta. Tradisi ini sudah sejak lama dilakoni dan diikuti warga dengan antusias walau hadiah yang diperebutkan tak seberapa, tapi bukan itu intinya melainkan syi'ar Islam yang dikedepankan. Jadi jangan heran kalau pada malam raya peserta lomba takbir keliling banyak yang berpakaian seragam necis, berbaju kurung lengkap atau menenteng lampion dengan kompaknya, tua muda, kaya raya bersama-sama bersemangat mengikuti lomba.

Selain lomba takbir, ada juga lomba gapura. Nah, kalau di Jawa gapura kerap diperlombakan tingkat RT atau RW saat HUT RI, di Anambas gapura diperlombakan ketika idul fitri dan idul adha, tepatnya dimalam raya, disaat keindahan gapura buah kreatifitas anak-anak muda terlihat terang bermandikan cahaya lampu. Ups..bukan hanya sekadar terang dan megahnya gapura yang menjadi penilaian, tapi jika ingin menang gapura juga harus dapat menonjolkan kekhasan budaya Melayu nya.

Tiga hari setelah lebaran, biasanya (walau tidak tiap tahun) di kota Tarempa juga diadakan bazar yang di organisir oleh para Pemuda. Disini berbagai pertunjukkan seni dan jajanan dipersembahkan bagi para pengunjung. Ada juga lelang ayam bakar, yang hasil pelelangannya nanti digunakan untuk keperluan organisasi para pemuda.

Demikian kiranya tradisi malam raya di Anambas, bagaimana dengan di daerah anda...?
Baca Selengkapnya...